November 13, 2014

Ujung Kulon, bareng @flocation_id

"Setiap hari aku jatuh cinta. Setidaknya setiap melihat matahari terbit, aku jatuh cinta, mensyukuri hidupku. Setiap matahari tenggelam, aku jatuh cinta, berterimakasih sepanjang hari, baik itu menyebalkan ataupun menyenangkan. Bahkan meilihat makanan inipun, aku jatuh cinta" (Gurutta, dalam Rindu oleh Tere Liye)

**

Hari itu hari Senin, dan saya sudah tidak sabar menunggu Jumat datang. Apalagi yang ditunggu kalau bukan undangan jalan-jalan? ((undangan dari alam)).
Waktu terasa kian melambat, padahal deadline tengah berhasil membuat saya lari-larian seperti keledai dengan pecut di belakang, dan wortel di depan. Tak apalah, dunia nyata ini akan segera berakhir diujung minggu nanti.

Kembali ke satu tahun lalu, kala itu saya menulis pada jejaring sosial yang sedang booming-booming nya, "Ujung Kulon, 2013." Tapi apa daya, doa tidak melulu dikabulkan saat itu juga. Tuhan Yang Maha Baik ternyata sedang merencanakan perjalanan penuh pelajaran. Ujung Kulon berhasil saya datangi di penghujung tahun 2014. 


Teman seperjalanan saban hari di-commuterline Poris-Karet bertutur, teman dari temannya mau open trip ke Ujung Kulon, hari Jumat sampai dengan Minggu. Rasanya mimpi tahun lalu seperti dipanggil kembali untuk diwujudkan, kode dari langit hari itu datang disela dempetan ibu-ibu gerbong wanita. "Ujung Kulon, saya datang!"

**
Mungkin rasanya berlebihan jika ke tempat semudah itu saja perlu masuk dalam bucket list. Tapi entahlah, saya hanya senang melakukannya. Senang mencatat baik-baik impian mulai dari yang termudah hingga yang sepertinya tidak terjangkau. Tapi toh, tidak masalah kan?

Perjalanan kali ini saya sendirian tanpa orang yang saya kenal sebelumnya, tapi ikut rombongan dari teman, temannya teman saya itu (halah susah bener). Setelah bertemu (dan promosi), saya tau mereka adalah @flocation_id. And fyi, ini adalah kali pertama @flocation_id adain open trip. Yes, mereka sukses bikin saya mau kesana lagi (alasannya ada 2; pertama, karena Ujung Kulon memang keren dan gak puas mainnya cuma dua hari. Kedua, karena kecewa gak sempet foto dibibir pantai Pulau Peucang. Nyesel hiks)

Setelah kaku sana-sini pada akhirnya saya mengenal 12 orang lainnya. Satu kata yang paling menggambarkan, seru!


"Karena dengan siapa kita berpergian, itulah salah satu penyebab dari alam yang hadir menakjubkan" (Sarah Hasbiy, lagi ngerasa sok keren bikin kalimat bijak)

Sebetulnya tidak ada yang spesial dari Ujung Kulon, ditambah dengan absennya badak dan banteng yang menjadi poin wajib untuk dilihat. Pantainya pun standar pantai bagus di Indonesia. Tapi saya percaya, perjalanan selalu membawa kita menemui simpul baru dalam hidup, bukan hanya sebatas eksistensi soal titik-titik tempat vakansi yang pernah dijelajahi. Dan saya (juga) selalu jatuh cinta berkali-kali, pada laut, langit, pasir, harum dedauanan, dan gabungan ritme alam yang aduhai. Terimakasih, Pencipta.




"Aku pernah berjalan di atas laut, tak ada tanah, tak ada batu, air selalu merayu, menggodaku kedalam pelukannya" (Cerita Tentang Gunung dan Laut, Payung Teduh)




Sestandar-standarnya pantai bagus di negara ini, 68,779% list liburan saya adalah leyeh-leyeh di pantai. Haha!




Terimakasih @flocation_id, kalian nyenengin banget. Next time saya ikut lagi. Menjangan ya? :)))))
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...