Januari 11, 2016

Sehat terus calon sulungnya kami

Saya paham betul bahwa bentuk pengabulan doa bisa berwujud macam-macam. Dan senandung, "ya Allah jika rizki masih di langit turunkanlah, jika di bumi keluarkanlah, jika sukar permudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika jauh dekatkanlah" dalam hafalan berbentuk nyanyian doa dhuha saat masih di kantor dulu bisa berwujud pernikahan.

Tapi segala puji hanya bagi Allah bentuk laki-laki yang menikahi saya ini gak literary seseorang yang tiba-tiba turun dari langit, keluar dari bumi, disucikan dengan tanah liat atau dan sebagainya, ya. Hehe *Peace, Sayang*. Si Doi adalah temen saya SMA dan sekelas selama dua tahun namun kami gak pernah akrab sama sekali. Jangankan punya kenangan bersama ala-ala anak SMA, ngobrolpun mungkin cuma sekali-duakali. Kemudian Jreeeng tiba-tiba deket dan akhirnya menikah :3

Hari itu Minggu, 23 Agustus 2015. Bertambahnya deg-degan saya saat menjelang akad disponspori Bapak penghulu yang sudah janjian jam 8 pagi tapi tak kunjung tiba sampai dengan 8:45. "Ini jadi gak ya sah-nya" takut saya dalam hati. Pas dateng ternyata si Bapak lupa kalau janjinya jam 8, beliau pikir acara jam 9. Alahmaaaak ini hati sama otak sudah main drama.

Singkat cerita, 30 Oktober 2015, hari dimana saya datang bulan. Namun hari itu tidak diwarnai dengan warna merah, sampai dengan 31 Oktober 2015 saya hanya mengalami fl*k. Padahal seumur dari saya mulai menstruasi saya gak pernah fl*k berkepanjangan. Bismillah akhirnya saya coba tespek pada tanggal 1 November 2015. Dan tadaaaaaa alhamdulillah garis dua.

Seninnya kami coba periksa ke dokter tentang keberadaan bakal makhluk hidup yang akan ada diperut saya, dan masyaallah usianya sudah 5 minggu. Namun karena disertai fl*k dokter bilang, itu ancaman keguguran. Saya yang gak pernah pengalaman hamil sontak syok karena langsung disebut ancaman keguguran, apalagi si dokter ini gak ada tedeng aling-alingnya :(

Akhirnya saya harus opname (waktu itu cuma 30 jam) dan bedrest total di rumah selama 2 minggu. 

Singkat cerita (lagi). Hari ini Senin, 11 Januari 2016 usia kadungan saya sudah memasuki 15 minggu (HPL 2 Juli 2016). Selama ini sudah 3 kali fl*k yang saya jumpai (yaitu diusia kehamilan 5 minggu, 6 minggu, dan 12 minggu). lagi-lagi mau gak mau harus bedrest.

Jumat lalu (8/01) saya bukan hanya fl*k ringan. Namun rasanya seperti kucuran haid, fl*k agak merah kecokelatan dan lumayan banyak. Panik, nangis, takut, sedih, nyesel semuanya jadi satu. ya Rabb bagaimana ini. Selang berapa waktu dijemput suami akhirnya langsung lari ke dokter (sudah ganti dokter, bukan dokter menakutkan saat awal cek kehamilan. Sekarang saya rutin ke dr. Suhartadji, SpOG di RS. Mulya Ciledug. Super nyaman diperiksa dengan dokter ini)

Kepanikan mereda setelah USG mepet shalat Jumat (alhamdulillah meskipun saya sedih karena ganggu waktu shalat jumat suami dan Pak Dokter namun dr. Tadji tetap melayani dan mejelaskan dengan tenang) ini berbuah "Janinnya baik bu, tuh lihat kepala, tulang belakang, tangan kaki air ketuban baik dan gerakannya aktif, namun memang plasenta atau ari-ari menutupi jalan lahir, Inilah yang membuat fl*k". Setelah ucap syukur, terimakasih dan mendengarkan satu, dua, tiga kalimat wejangan serta resep obat kami undur diri.

Alhamdulillah oleh perawat (-atau bidan ya saya gak paham) yang baik saya diizinkan tidur diruang praktek bidan selama menunggu suami shalat jumat. (Endeuuus RS. Mulya sepi gak ramai seperti RS sebelumnya).

Hari ini saya googling mengenai plasenta yang menutupi jalan lahir, Bapak Dokter yang menenangkan bilang bahwa plasenta dapat berpindah seiring rahim yang membesar karena bayi yang tumbuh. Setelah saya baca sana sini malah ketemua artikel-artikel yang 'menyeramkan'. Akhirnya saya mengetahui soal Plasenta Previa (salah satunya dari sini). Kemudaian muncul pertanyaan bisakah plasenta ini berpindah sendiri atau dengan bantuan? diurut misalnya? Agar naudzubillah semoga saya gak termasuk yang terkena plasenta previa. Karena ternyata plasenta previa ini membahayakan nyawa ibu dan bayi :(

Langkah apa yang akan saya ambil? Saya percaya bahwa plasenta ini akan bergerak ke atas. Jadi dua langkah setelah saya membaca artikel-artikel 'menakutkan' adalah mengajak berbicara si janin dan plasentanya agar bekerja sama membuat si palsenta berada di atas. Adapun yang Maha Mengatur dan Maha Menjaga yang akan membuat permasalah yang bergejolak dalam otak saya ini akan lebih mudah diselesaikan.

Allahumma yasir walaa tu'asssir. ya Allah mudahkanlah jangan disukarkan.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...