November 16, 2016

Melahirkan

Rasanya baru kemarin sedih-sedihan flek kehamilan muda, eh rupanya sudah 4 bulan 16 hari sejak saya masuk kamar bersalin dan mengejan penuh perjuangan :))

**

Semua ibu pasti merasa momen kelahiran anaknya adalah momen yang paling berkesan; entah batuk doang terus keluar bayi saking mudahnya, atau bahkan penuh drama macam drakor (baca; drama korea). Biarlah semua ibu merasa demikian, secara normal maupun c-sect, karena ganjaran syahid untuk ibu-ibu di kamar eksekusi tanpa perlu pertanyaan, "eh ini lahirannya normal apa caesar?"

Nuun 24w5d di dalam rahim
--
Panggilannya Nuun (cara baca sama dengan huruf hijaiyah ن - Nun), lengkapnya Nuun Syauqina Ashar (insyaallah lain waktu dibahas apa makna mendalamnya ya). 

Nuun lahir 30 Juni 2016 pukul 23.07 dengan BB 2.7kg, PB 47cm dan LK 33cm.

Hari itu 28 Juni, sepulangnya dari jalan pagi, ada flek yang menempel di celana dalam saya. Deg. Saya langsung chat bu bidan dan dsog saya, keduanya menyarankan ke RS untuk VT atau bahasa buminya cek dalam. Kebetulan pak dokter sedang tidak bertugas jadilah saya dicek bu bidan yang super baik. Yhaa, tapi gimana rasanya cek dalam? Ntap :(((((((((((((((

Fyi, cek dalam ini pada prakteknya adalah 2 jari bidan/dsog masuk ke dalam vagina untuk mengetahui pembukaan jalan lahir adik bayi. Rasakanlah bu ibu, rasakaaaan XD

Hasilnya, bu bidan bilang belum ada bukaan, sedihnya lagi bu bidan bilang, janin masih sangat-sangat jauh dari jalan lahir, yahhh yasudahlah yaa, saya harus pulang lagi, padahal Baba-nya Nuun waktu itu udah kebut kecepatan penuh dari kantor.

4 hari sebelum melahirkan :D
Esoknya (29/06), saya masih semangat seribu sembilan ratus empat puluh lima untuk melakukan jalan pagi, nungging-nunggin (knee chest), goyang pingggul dsb. Nah setelah jalan pagi si flek keluar lagi, kali ini lebih deg-degan karena sudah bercampur darah segar.

Buru-buru telfon suami, chat bu bidan dan pak dokter. Ke RS lagi lah saya, kali ini ditemani teman yang juga tetangga rumah.

Hari itu karena ada jadwal praktek, maka saya dicek dalam oleh pak dokter, lebih deg-degan dari pada periksa dalam pertama kali, setelahnya lebih sakit karena saya takut dan tegang menghadapi kenyataan :(

Hasilnya tetap sama, belum ada bukaan. USG menunjukan plasenta sudah mulai pengapuran (karena usianya sudah tua). Akhirnya karena sebentar lagi pak dokter cuti lebaran, maka diputuskan besok, 30 Juni 2016 saya operasi. Dokter bilang pagi eksekusi, tapi karena Baba mau urus administrasi di kantor dulu, maka diundur jam 14.00.

Ohya, awalnya bidan dan dsog menyarankan induksi, tapi saya menolak berhubung Nuun kelilit tali pusat dan belum turun ke jalan lahir. Saya gak mau ambil resiko cuma mules doang, maksa Nuun lahir, nanti malah sakit 2 kali. Kena mules induksi, endingnya operasi juga. Maka dipilihlah short cut operasi. 

Dan takdir Allah lah yang selalu terbaik. Kamis 30 Juni 2016 pukul 02.30 dini hari saya mules kontinu. "Mas, pijet- pijet belakang dong, sakit" saya udah gangguin suami yang sambil pijetin sambil ngantuk. Telfon Umi lupa jam berapa karena mulesnya udah bikin nangis.

Umi-abi dateng lupa juga jam berapa, maksa-maksa ke RS, "udah yuk ke RS aja, biar dicek. Kalau belum ada bukaan dari pada sakit terus mending dimajuin aja operasinya kan" kata Umi.

Bener juga, tapi saya kayak pesimis 2 hari bolak-balik RS gak ada hasil. Akhirnya dalam kondisi puasa (karena mau operasi) kami berangkat ke RS jam 07.30. Diperiksa dalam oleh bu bidan jaga yang saya gak kenal dan hasilnya, "bukaan 1 bu, langsung masuk kamar aja ya" Huaaaaa Allahuakbar~~~

Di RS saya rajin jalan-jalan, biar cepet nambah bukaannya, tapi ternyata berjalan alot ._______. Sampai dengan pukul 20.00, masih pembukaan 4 ke 5. Akhirnya dokter kasih pilihan, mau induksi sekarang atau operasi pkl 22.00? Huaaaa. Ada deh ya nimbang-nimbangnya setengah jam sendiri. Akhirnya kami pilih jalan induksi, mengingat harusnya sudah masuk bukaan cepat. Induksi kira-kira pukul 21.00 lewat infus, pukul 22.00 sudah bukaan 9, dan setelah sekian kali mengejan 23.07 lahirlah putri jelita ini, alhamdulillah.

Rasanya induksi gimana? Hem, berhubung ini kali pertama saya melahirkan, saya gak bisa bandingin sama yang mules natural, tapi rasa mulesnya ya gitu aja sih, sama mulesnya dari pas bukaan 1, beda di interval dan lama mulesnya aja, jarak makin deket, mules makin panjang.

02 Juli 2016 (Nuun 3 hari)
Ohya, selama di ruang bersalin saya ditemani 1 dsog, 3 bidan, 1 perawat bayi, Umi, dan suami saya. Rame ya? Mereka sih seru teriak-teriak, lha saya? Jangan ditanya. 

Pasca melahirkan kur-leb 2 jam, saya coba berdiri. Rasanya waw, waaaaaaaaaaw. Padahal sudah pakai pembalut nifas yang gedenya bukan main, tapi darahnya tetap ngucur ke kaki bak film-film. Disamping itu saya pusing nget banget, seluruh tubuh kayak fokus ke perut. Masyaallah nikmat.

**

Pada akhirnya kepasrahan dan istighfar beerkelanjutan yang mengantar jalan terbaik sampai pada proses kelahiran anak pertama saya. Terimakasih Bidan Annisa yang selalu direpotkan, terimkasih dr. Suhartadji yang mau bersabar gak main operasi, terimakasih orang tua yang selalu support saya dan adik-adik yang pulang dari perantauan, terimakasih suami tersayang cinta kasih nya yang selalu hangat, dan terimakasih anak bayi bernama Nuun yang sudah semangat menuju jalan lahir. 

12 November 2016 (4m13d)
catatan; saya melahirkan di RS Mulya Ciledug, Tangerang
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...