September 06, 2012

#2 SAWARNA, jelas bukan ciptaan manusia.

Selamat pagiii :'

Senangnya pagi-pagi udah di depan blogspot :') -sambil senyum elegan-
Tapi lebih seneng, waktu hari ke-3 di Sawarna. Pagi-pagi ngejar matahari terbit. Eh tapi gue punya cerita sebelum kejar-kejaran kayak di felem-felem bollywood. Berikut ceritanya --

Sebelum alarm bunyi, gue udah (ke)bangun . Solat subuh, bangunin 2 temen gue yang masih terlelap dengan cantiknya. Minum air mineral dan siap-siap mantai.

Dan dalam perjalanan dua temen gue bersiap-siap. Tiba-tiba gue dapet panggilan alam yang begitu syahdu.

Sampe akhirnya gue gaktahan.
Dan gue bangunin si teteh (Ibu baik hati yang ngebahasain dirinya sebagai Teteh)

"teh. Aku sakit perut, mau buang air"
"(dari kamar dan sambil berteriak) Oh mau beol?"

Hening. Padahal gue udah cari kata ganti paling bagus.

"Iya teh"

Kemudian beliau nganter gue.

For your information guys. Kenapa gue harus bangunin teteh untuk di anter pup? Ini bukan karena gue takut ada apa-apa. tapi karena di kamar mandinya gak tersedia sarana wc duduk atau jongkok atau lesehan.

Bentar gue deskripsiin toiletnya.

Jadi tolitet ini semacam ruang terbuka 1.5 kali 2 meter yang atapnya ditutup triplek dan sebagian lainnya di tutup oleh pelastik. Beralas tanah dan kayu-kayu yang di buat berjarak, banyak ember-ember buat nampung air. Sumber airnya bukan dari semacam pompa atau pam, tapi coba di bayangin selang kecil bening yang biasanya di akuarium. Nah itu dia sumber air satu-satunya di kamar mandi milik teteh, dan kalo kata Tika, rumah-rumah yang lain juga ada selang-selang kecil transparan itu :)

...

Dalam perjalanan menuju "kamar mandi", didalem otak gue yang kebayang adalah wc umum yang sangat normal.

Tapi kemudian ...

"Nah itu tuh di balik situ ya Neng"

dan yang gue liat adalah alam bebaaaas, tanah berbatu, banyak pohon, dan langit yang mulai berwarna orens.

Hening.
"Aku ambil air dulu ye teh" (muka mules dan sangat datar)

Kemudian ...

sudahlah. Kita sama-sama tau apa yang terjadi selanjutnya.

---

Tibalah saatnya mengejar matahari ....... (kesiangan)
















Back : Rumha teteh
(dari kiri) Tika, Teh Tarsih, Ian (bawah), Abang, Nenek, Imel, Nendi, Edis, Ewang,  Gue.
(belakang, kiri) Teh Saweda, Putri, Mia, yana(nyempil)


Gue berasa punya rumah di Kp. Cihasem, Desa Sawarna. Berasa punya tempat pulang, kalau kesana.
makasih banyak kejutan-kejutannya ya Allah :')

Pulangnya kita dianter mamang dan 2 ojek ke Terminal Bayah. Waktu itu jam 11. Damri yang di tunggu buat ngangkut kita ke Serang dateng jam setengah 12 siang.

4 Jam perjalanan menuju Serang kita abisin dengan ngobrol asik sama bapak-bapak kanan-kiri dan kenek. Beliau bilang, ada damri menuju Bayah jam setengah 12 siang di Serang. Andai gue tau kalo ada damri jam segitu. Mungkin gue lebih milih naik damri dari Serang -.- (awalnya yang gue tau ada damri itu cuma pagi buta)

Tapi.. Allah punya rencana manis. Kebukti dong dengan hadiah-hadiahNya sepanjang perjalanan menuju Sawarna. Andai lewat Serang, mungkin ceritanya gak akan sepanjang ini. Awch! :)

Pokoknya keceh deh yaaa :))

Foto sepanjang perjalanan menuju Terminal Bayah.








Terimakasih telah membaca postingan ini sampai habis. Sampai bertemu di perjalanan selanjutnya :)


Warmhug.
Sarah Hasbiy Asy-syifa.

0 comment:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...