Oktober 10, 2014

Tentang pertemanan

Rasanya gak mungkin manusia hidup tanpa orang lain disekelilingnya. Se-tarzan apapun dia, pasti butuh orang lain untuk ada. Minimal banget adalah temen curhat. Pada posting Larantuka, sebetulnya saya agak sedih juga karena punya sejarah pertemanan yang patah ditengah jalan (((yailehhh))). Tapi apadaya, nasi yang sudah jadi bubur toh tinggal ditambah ayam, cakwe, kerupuk dan kecap supaya agak ada rasanya~

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
*batas curhatan ABG tanggung*

Saya punya dua orang teman karib yang seru, dan terlalu sering diceritain disini. Sebutlah posting-posting perjalanan yang selalu ada mereka-nya (contoh: Melaka, Sawarna) tapi saya sudah terlanjur berjanji disini, hehehe, akhirnya tulisan tentang mereka akan selalu dengan senang hati saya tulis *pasang gembok nama bertiga di Korea*

28 September 2014, adalah hari bahagia salah satu dari dua teman hore saya, Putri Normalita. Akhirnya ia lebih dulu menjemput salah satu ketetapan Tuhan yang gak bisa diganggu gugat. "...jodoh, ...".

Dasar hobi ngetrip, dan punya Allah yang Maha Baik, Akhirnya Putri di 'sematkan' dengan laki-laki yang traveler parah! Fahmi. Cerita mereka juga a la - a la FTV gitulah. Singkatnya, Putri posted dijejaring sosial soal rencananya berlibur di Bali - bersambut baik dikolom comment oleh Kak Fahmi  (yang memang saat itu bekerja di Bali) - ketemuan di Bali - jalan-jalan bareng - balik Jakarta - keep contact - pendekatan - pacaran - pelaminan :)))))))))). Semuanya terangkum kurang lebih 2 tahun ini. Gila! Baca ini deh.



Saya dan Tika memang jadi saksi hidup bagaimana tingkah mereka berdua. Putri yang 'aneh' dan Kak Fahmi yang kaku. But well mereka seru, saling isi satu sama lain. Allah emang ada-ada aja caranya nyatuin dua makhluk kesayangannya~.

Akhirnya, cepat atau lambat geng ini-pun akan hidup dihabitat barunya masing-masing. Tentang pertemanan ini tentu gak bakal selesai sampai disini. Saya sangat percaya, bahwa keseruan ini akan tetap dibawa sampai tetangga-tetanggan lucuk di surga.

Selamat berbahagia kesayangannya kami,
Love, Sarah Hasbiy & Rachmatika.




Oktober 06, 2014

23

Seperti kebanyakan orang pada umumnya, saya juga menyukai angka kelahiran saya. Sebetulnya gak ada yang spesial dari angka itu (kecuali 'kayaknya lucu aja'). Hingga akhirnya saya googling dengan keyword "angka 23". DAAAAAAAAAAAAAAN~


*ya kemudian saya bukalah itu link satu-satu*

Yang paling simpel adalah jawaban wikipedia, "angka 23 merupakan bilangan asli antara 22 dan 24". OKE SIP BANGET, WIK!

***

Awalnya saya menamai blog ini dengan 'nyoba ngeblogdeh', kemudian kayaknya udah bukan nyoba-nyoba lagi, akhirnya saya ubah jadi apaaaa gitu yah namanya, lupa. Sampai akhirnya saya menyematkan angka 23 untuk jadi namanya. 

Hoam. Padahal ngeblog sudah 5 tahun, tapi satu buku-pun belum terbit juga. Ahaha serah deh, Sar.

Larantuka

Dulu sekali, saya punya geng bernama Matahari Terbit. Alasannya simpel, kami mau jadi saksi matahari terbit langsung dari rahim ibunya, Pulau di timur Indonesia.

Namun apadaya geng kami kandas ditengah jalan.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
*batas curhatan*

Hari itu, 15 Juli 2014, saya dan 12 kawan lainnya mendapat tugas negara dari kantor kami tercinta. And Voila! Saya 'dibuang' di kepulauan kecil di ujung Flores. Sendiri.
Betapa dunia rasanya hanya milik saya dan google.

Perjalanan hari Selasa itu dimulai dari Bandara Soekarno Hatta (CGK) menuju Kupang (KOE) dengan singa terbang. Karena gak dapet pesawat langsung ke Larantuka, akhirnya harus dipilih jalan memutar. Pilihan paling dekat adalah naik pesawat Transnusa ke Lewoleba (LWE) dan angin-anginan seru dikapal feri selama sekian jam, dan ffuih! Larantuka, Here I am!



Sesampainya di Larantuka, saya mampir dulu ke kantor cabang. Itung-itung permisi dan mohon bantuan kalau-kalau ada kesulitan dirantauan. Kemudian ketemu Bapak Cabang yang baiiiiik banget. Dan karena udah begitu sore, akhirnya saya menginap di rumah Bapak Baik Hati, ketemu Ibu (Istrinya) yang mama banget, sampai akhirnya kenal sama tiga anaknya yang juga semuanya baik-baik (padahal dua anaknya di Jogja).

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
*batas curhatan (lagi)*

Nah, Larantuka ini memang Kota Sucinya Umat Kristiani, saya dan orang-orang muslim disini memang minoritas, tapi rasa rukun-rukun saja~

Karena waktu yang saya punya di Larantuka terlalu sempit, belum banyak cerita yang saya dapati disini, InsyaAllah dipost berikutnya saya akan bercerita perjalanan Flores Timur lainnya. Termasuk 3 minggu saya ditempatkan di Pulau kecil di ujung Flores. Yippie \o/

Ohiya, Akhirnya mimpi Geng Kandas, eh Geng Matahari Terbit tercapai, Ini matahari terbit saya yang pertama, di Ujung Timur Indonesia (meskipun belum paling timur).




Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...